Peluang sekam padi sebagai filler komposit

Serat alam dapat menjadi filler dalam komposit karena kandungan selulosenya, dimana selulose ini dimiliki oleh beberapa serat seperti jute, kenaf, sisal, cantula, abaca, maupun padi terutama bagian sekam dan jeraminya. Namun penggunaan jerami sebagai filler dalam komposit mempunyai beberapa keuntungan dan kelemahan. Keuntungan dari penggunaan jerami tersebut adalah : biaya murah, mudah didapat, temperatur proses rendah, kandungan wax dalam komposisi kimianya mencegah penyerapan air yang berlebih, mengurangi pelepasan karbon di udara akibat pembakaran jerami, dan pemanfaatan kembali sampah organik. Sedangkan kelemahannya adalah: kandungan wax dan silikanya yang tinggi mencegah terbentuknya ikatan yang baik antara jerami resin.

Indonesia sebagai salah satu negara agraris mempunyai total luas tanah yang ditanami padi sebesar 7.8 juta hektar (www.macrofoodpolicy.com, 2002). Dari seluruh luas tanah sebesar 7.8 juta hektar yang ditanami padi tersebut setiap hektarnya akan dihasilkan jerami sekitar 2 – 8 ton sekali panen (IRRI, 2004). Selama ini jerami padi yang merupakan limbah pertanian, pemanfaatannya hanya terbatas pada pembuatan pupuk kompos, merang, makanan ternak, dan kadang hanya dibakar saja. Padahal hasil dari pembakaran tersebut, yaitu karbon sangat membahayakan bagi lingkungan dan manusia. Ini akan menjadi lebih baik jika sampah jerami dimanfaatkan untuk menghasilkan produk yang lebih berguna, yaitu menjadi filler dalam pembuatan komposit fibreboard, dan mengurangi jumlah sampah pertanian dan polusi akibat pembakaran jerami. Penggunaan jerami sebagai bahan baku produk komposit juga dapat menekan biaya produksi sampai 20% lebih murah.